Tuesday, May 28, 2013

The Enchantress by Michael Scott

Suprisingly I read a lot this month, thanks to my road trip. Bought few new stuffs too, thanks to Gramedia Sale, up to 70%, I bought maybe, ten (or eleven?) books last two weeks for approximately 200k idr? Anyway, although I read a lot, I can promise you to review all, so here my option for today. The book that I've been waiting for so long.


Synopsis

Danu Talis: The end of the world is near, and Sophie and Josh Newman are reunited under extraordinary circumstances. Who are Isis and Osiris? Are they really who they claim to be? As the end draws near Palamedes, William Shakespeare, Scathatch, Joan of Arc and Saint Germain join the twins of legend as the final battle on Danu Talis begins.
Meanwhile in the city of San Francisco the Dark Elders are gathering to bring about the destruction of human kind. Monsters are being unleashed upon the city and only the immortals Nicholas and Pernelle Flamel, Nicolo Machiavelli, Billy The Kid, Black Hawk and a few elders stand in their way. Will this unlikely group of soldiers be able to save the entire human race from destruction?
Honestly, I've no idea that this book will be THE LAST BOOK from The Secrets of The Immortal Nicholas Flamel series. Thought it's going to be seven books. So I read it without any expectation, and then, bam! Two last chapter, I was like, "Ini udahan ya? Ini buku terakhir ya?" Hahaha.. Dumb me.

Like the other book, this book is only consisted of two days, last days of Nicholas and Perenelle's life. Our favorite characters are on different location and different timeline, fight for what they believe. Sophie and Josh is facing great revelation in their life, Nicholas and Perenelle trying to save lives, Prometheus and Niten is fighting great war and John Dee meeting The Death itself. Meanwhile, Danu Talis will choose its new leader while the old ones is being captured and wait to be executed. Complicated enough, huh?

As a follower of this series, I found this book..... quite disappointing. Of course I enjoy its pace, as usual Michael Scott always write it full speed, we even can't follow it until we reach last page. I enjoy the battle they have, the monsters, but there are some things that I want more.

Like the time travel. Because the timeline is different, I feel bit confusing when I move between chapter, especially short one. And I don't really feel connected to each character, I guess it's the consequence when you have so many great and strong character, but I am really invested to the twin, so I expected more from them. There is a revelation in the end, I am still surprised 'til now, from Josh, but there is nothing for Sophie? Really? It's a hectic, messy ending, I know every one's being busy to take their role in Danu Talis destruction, but please, can we see more from this two?

However, I like the Nicholas and Perenelle's ending. It's bittersweet, but I guess they deserved that. Now I am afraid if I write more, that I will spoil you, so I think I am gonna stop. As a fan, of course I will recommend this one for you, but I really think Michael Scott can do much better than this. Although I know I can't. :p

In the end, can you write two or three more books about this again, Michael? I'd like to know about Abraham, Virginia, Machiavelli, and Billy the Kid. And someone, please, I know Michael explicitly told us that if we read the book carefully, we'll know who The Enchantress is, but can someone enlighten me? I really have no clue (It's a lie, I got suspects, but it will be very nice if you all give me some insights).

Sunday, April 28, 2013

And the winners are...

Saatnya mengumumkan pemenang dari giveaway ini! Late, I know.. but better late than never, right?

Pemenangnya adalaaaah... dung dung dung!

Selvia Sari, selamat kamu mendapatkan satu buku karangan Karla M Nashar.

Muhammad Rifqi Saifudin, selamat kamu mendapatkan satu buku karangan Donny Dhirgantoro.

Nurnajmi Pratiwi, selamat kamu mendapatkan satu buku karangan Karen Yampolsky.

Reni Judhanto, selamat kamu mendapatkan satu buku karangan BJ Habibie.

Untuk semua pemenang akan dihubungi lewat email ya! Terima kasih untuk semua peserta, tunggu giveaway selanjutnya ya!

Wednesday, April 24, 2013

Close Up Interview Anggota Blogger Buku Indonesia

Saking banyaknya anggota Blogger Buku Indonesia, jujur saya nggak apal satu persatu dan blog mereka satu persatu juga. Keterbatasan waktu membuat saya nggak rutin blogwalking dan akhirnya beberapa dari mereka pun terlupakan. Untunglah dalam rangka ulang tahun BBI kedua ini, BBI mengadakan acara "Close Up Interview (CUI)" dimana anggota BBI mewawancarai anggota lainnya agar bisa mengenal lebih dekat.


Untuk kesempatan ini, saya kebagian mewawancara Melisa dari Surgabukuku. Saya jujur lupa dengan blognya sampai saya membuka url-nya dan menemukan quote yang dulu sangat saya suka, tetapi saya lupa membaca dimana.
I have always imagined that paradise would be some kind of library - Jorge Luis Borges
Oh! Ternyata waktu itu saya membaca quote ini dari blog-nya Melisa. Tuh kan, ternyata CUI ini berguna sekali untuk mempertemukan saya dengan blog yang lama sekali udah nggak saya kunjungi.

Deg-degan awalnya, meng-interview orang yang belum kita kenal sama sekali. Setelah bertegur sapa lewat twitter, dan email-emailan, inilah hasil wawancara saya dengan Melisa.

Say hi from Melisa..

Coba deskripsikan Melisa dalam kurang lebih 20 kata.
Seorang perempuan berumur twenty-something, yang suka banget baca novel klasik. Belakangan ini ingin memperbanyak baca karya sastra Indonesia dan buku rohani, tapi sepertinya baru bisa dijalankan tahun depan… L

Masih inget nggak pengalaman pertama Melisa dengan buku, kapan mulai belajar membaca, menyukai membaca, dan buku pertama apa yang dibaca?
Kapan tepatnya nggak ingat, cuma masih ingat yang pertama-tama dibaca itu Majalah Bobo, Donal Bebek, kumpulan dongeng/fairy tales, buku bergambar yang diambil dari film-film Disney, dan cerita anak Tini yang gambarnya cantik banget. Pokoknya dari kecil sudah suka baca, deh... J

Siapa pengarang favorit Melisa dan kenapa?
Banyak nih, gak bisa nyebutin 1 aja! Yang kontemporer J.K. Rowling, Mitch Albom, dan Kate DiCamillo, kalo yang klasik Victor Hugo, Thornton Wilder, Leo Tolstoy, dan Frances Hodgson Burnett. Di luar nama-nama ini, sebenarnya masih banyak yang lain, hehehe... Alasannya, mereka semua amazing dengan gaya menulis masing-masing.

Sejauh ini apa buku favorit Melisa dan kenapa?
Les Miserables-nya Victor Hugo, karena bikin emosi teraduk-aduk. Baca buku ini bisa bikin merasa bahagia banget dan sekaligus merana banget. Suka penggambaran penulis tentang kesempatan kedua dan kekuatan cinta kasih kepada sesama.

Terus sekarang buku apa yang saat ini sedang dibaca?
Lagi baca ulang Harry Potter and the Goblet of Fire buat event Hotter Potter. J

Buku apa yang sudah lama ingin dibaca tapi sampai saat ini belum sempat dibaca?
Huaaaaa, ini juga banyak. Diantaranya 3 bukunya Jostein Gaarder (Dunia Sophie, Gadis Jeruk dan Cecilia dan Malaikat Ariel), Sense and Sensibility-nya Jane Austen, Diary of A Young Girl-nya Anne Frank, Winnie-the-Pooh, seri Selamat-nya Andar Ismail, seri Chronicles of Narnia (dulu cuma baca sampai buku ke-2 lalu mandek), dan masih banyak lagi... (persis album kompilasi) (kalau saya lanjutkan jadi makin panjang)

Jika Melisa seorang penulis, buku seperti apa yang ingin kamu tulis?
Kalau non fiksi, saya ingin menyusun buku semacam 1001 Books You Must Read Before You Die versi Indonesia, buat 3 kategori: Anak-anak, Remaja, dan Dewasa. Tujuannya supaya orang Indonesia semakin cinta membaca dan buku itu bisa jadi referensi buat masyarakat Indonesia. Tapi, di dalamnya juga harus ada buku-buku sastra Indonesia dong, yang berarti saya juga harus banyak baca buku sastra Indonesia sebelum bisa merealisasikan cita-cita ini. Kalau fiksi saya ingin nulis fiksi sejarah untuk remaja. (biar mereka nggak cuma baca teenlit yang cinta-cintaan doang!)

Seandainya Melisa menjadi produser film atau tv series, kira-kira buku apa yang ingin Melisa adaptasi?
Ingin bikin serial atau miniseri untuk anak-anak deh. Mungkin diangkat dari buku The Penderwicks. Alternatif lain, kan banyak cerpen klasik yang bisa diadaptasi jadi film tuh. Misalnya The Gift of the Magi-nya O. Henry (favoritku) dan cerpen-cerpen horornya Edgar Allan Poe.

Selain blog yang berisi review buku, apakah Melisa memiliki blog lainnya?
Ada... di http://melmarian.wordpress.com. Tapi jarang diupdate, isinya bener-bener ”random” seperti judul blognya, ”Random Thoughts of Melmarian”, banyak curcol dalam bentuk puisi, tapi nggak semuanya bisa diakses publik. (malu euy) :D

Kalau misalnya bisa bertemu dengan penulis/pengarang favorit dan hanya bisa menanyakan satu pertanyaan saja, pertanyaan apa yang ingin ditanyakan?
Sebenarnya bukan penulis favorit sih, tapi seandainya saya bisa ketemu Emily Bronte, saya mau menyelidiki apakah si Emily punya kelainan jiwa atau nggak. (Eh jadinya nggak cuma satu pertanyaan dong ya? Hahahah.) Karena satu-satunya novel yang pernah ditulisnya, Wuthering Heights, berpotensi bikin pembacanya sakit jiwa.

Pernah kehilangan satu buku dan ingin membelinya lagi tapi sudah tidak diterbitkan lagi? Buku apa itu?
Begini ceritanya, karena saya aktif pelayanan di gereja sebagai pengurus komunitas remaja, kadang-kadang mereka (anak remaja) suka pinjam buku ke saya. Sebenernya seneng-seneng aja sih minjemin buku ke mereka, itung-itung menularkan cinta membaca. Nah, ada salah satu anak yang meminjam buku saya yang berjudul Perjalanan Mata dan Hati. Buku itu adalah kumpulan cerpen karya Prima Rusdi yang pernah diterbitkan di majalah CosmoGIRL! saat saya masih remaja dulu *tsaaah. Sampai sekarang, sedihnya, buku itu tak pernah kembali kepada saya dan yang meminjam pun udah bak ditelan bumi. Bagi saya, cerpen-cerpen yang ada di buku tersebut mengena banget buat remaja (putri) khususnya, dan iya, buku itu sudah tidak dicetak lagi. Kalau ingat buku ini masih sakit hati rasanya, huhuhu! L

Siapa karakter favorit dari buku dan kenapa?
Suka banget sama karakter Jane Eyre dari buku berjudul sama karangan Charlotte Bronte. Memang kisah Jane Eyre ”nafas”nya feminis, tapi saya merasa karakter Jane sangat membumi dan ia dikisahkan bukannya mau mengalahkan  kaum pria, tapi berjuang supaya ia bisa menjadi seorang perempuan yang merdeka dalam berpikir maupun bertindak. Salah satu quote dari buku tersebut: “I am no bird; and no net ensnares me: I am a free human being with an independent will.” Ah, jadi pengen baca ulang! Ada satu fakta menarik, Charlotte Bronte penulis buku ini, lahir pada tanggal 21 April, sama seperti Raden Ajeng Kartini.

Punya toko buku favorit, online maupun offline?
Bookdepository.com (atau .co.uk) yang free ongkir nyaris ke seluruh dunia, dan punya koleksi novel klasik yang murah meriah (dari harga sekitar USD 3 aja sudah bisa dapat 1 buku). Selain itu, kalau beli buku di Bookdepository, bakal dapet bookmarks yang collectible (sayangnya kadang-kadang nggak dapet juga). Memang kalau beli buku di Bookdepository harus menunggu sekitar sebulan atau malah lebih, tapi sejauh ini toko buku online ini tetap yang masih favorit.

Yang terakhir, harapan Melisa untuk BBI kedepannya?
Semoga BBI ke depannya bisa semakin menjadi acuan bagi calon pembaca & pembeli buku, bahkan yang bukan blogger sekalipun. Kalau bisa di toko-toko offline ada komputer yang bisa mengakses blog-blog buku gitu. Kalau di toko buku online ada blogroll yang mengarah ke alamat URL blog-blog buku. Dan semoga BBI juga bisa mendorong semakin banyak orang Indonesia supaya cinta membaca, terutama sih generasi muda. J


That's it! Buat yang mau lebih kena Melisa, bisa juga mampir ke alamat ini: http://surgabukuku.wordpress.com/2012/07/06/answering-21-questions-about-me/ J


Sampai juga lagi. Thank you Melisa yang sabar jawabin pertanyaan saya yang beruntun. J

Saturday, April 13, 2013

BBI 2nd Anniversary Giveaway Hop

Hihihihi, nggak kerasa udah dua tahun berlalu sejak BBI pertama didirikan. Happy 2nd anniversary Bebi sayang!
Walaupun saya harus mengakui kalo saya adalah salah satu anggota Bebi yang nakal karena sedikit sekali postingannya (sorry, life happens man!), tapi untuk menunjukkan rasa sayang saya ke Bebi, dalam rangka ulang tahun Bebi yang kedua ini, saya akan menyelenggarakan giveaway bersama-sama dengan anggota Bebi yang lainnya. Yay!


Untuk teknis pelaksanaannya nggak ribet-ribet sih, yang mau ikutan tinggal ikutan langkah-langkah dibawah ini ya..

  1. Tinggalin komen di posting ini dengan mencantumkan nama, email, ucapan selamat ulang tahun untuk Bebi dan id twitter (apabila ada).
  2. Untuk yang memiliki id twitter, bisa mengucapkan selamat ulang tahun untuk Bebi dengan format:"(ucapan selamat ulang tahun) (spasi) @BBI_2011 @deladacrea"
  3. Waktu giveaway adalah dari 13 April 2013 sampai dengan 26 April 2013.
  4. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 27 April 2013.


Untuk pemenang yang beruntung akan mendapatkan buku-buku dibawah ini.




Jadi bukan cuma satu, tapi bakal ada empat orang yang beruntung yang bakal dapat buku-buku diatas ini. Jadi tunggu apalagi, buruan ikutan dan bikin ucapan selamat seunik mungkin buat Bebi ya.. See you on April 27th ya!

Update.
Mau tahu asyiknya apalagi di perayaan ulang tahun BBI ini? Bukan cuma saya yang menyelenggarakan giveaway, tapi banyaaaaak blogger buku lainnya. Ayo berburu buku gratis dari link yang ada di bawah ini. :)







Sunday, April 7, 2013

A Very Yuppy Wedding - Ika Natassa

Sinopsis


The life of a business banker is 24/7, dan bagi Andrea, banker muda yang tengah meniti tangga karier di salah satu bank terbesar di Indonesia, rasanya ada 8 hari dalam seminggu. Power lunch, designer suit, golf di Bintan, dinner dengan nasabah, kunjungan ke proyek debitur, sampai tumpukan analisis feasibility calon nasabah, she eats them all. Namun di usianya yang meninjak 29 tahun, Andrea mungkin harus mengubah prioritasnya, karena sekarang ada Adjie, the most eligible bachelor in banking yang akan segera menikahinya. So she should be smiling, right?


Not really. Tidak di saat ia harus memilih antara jabatan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang perfeksionis, target bank yang mencekik, dan ancaman denda 500 juta jika ia melanggar kontrak kerjanya. Dan tidak ada Manolo Blahnik atau Zara atau Braun Buffel yang bisa memaksanya tersenyum di saat ia mulai mempertanyakan apakah semua pengorbanan karier yang telah ia berikan untuk Adjie tidak sia-sia, ketika ia menghadapi kenyataan bahwa tunangan sempurnanya mungkin berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri.

Welcome to the world of Andrea Siregar, the woman with the most rational job on the planet as she is making the most irrational decisions in her own personal life.


Do I love this book?


Hell yes! Hahaha, sebenarnya saya udah baca buku ini sejak beberapa tahun yang lalu, bersamaan dengan saya membaca Divortiare, buku karangan novelis yang sama. Makanya waktu Ulang Tahun GPU kemaren, dan box set-nya Ika Natassa dijual dengan diskon 40%, saya nggak mau ketinggalan dong buat beli, hehehe..

Alasan pertama kenapa saya suka buku ini karena tokoh utamanya banker! Dangkal? Yes. Hehe, pekerjaan Andrea sebagai relationship manager (baca: tukang kredit) salah satu bank di Indonesia benar-benar membuat saya bisa memahami segala keribetan dia dalam mengelola debitur, walaupun segmen dia korporasi sementara saya usaha kecil, tapi so far job desc-nya sama lah, jadi sering banget tuh saya lagi baca satu halaman dan bilang, "Iya, bener gila.. itu gue banget.", "Emang tuh debitur banyak maunya.." "Bos reseeek.." :))))) Dan nggak bisa nikah sama temen sekantor? Beuh. (not that I'm intrigued ya, I've already married with temen sekantor yang dulu, hahaha..)

Setiap novel Ika Natassa punya satu ciri khas yang sangat menonjol. Tokoh cowok yang bikin kita jatuh cinta setengah mati sama dia. Cakep, perhatian, rajin salat, karir bagus. Dan tanpa sadar, itu bikin kita (baca: cewek-cewek pembaca yang manis dan budiman) root for him. Dan ngenye-ngenyein tokoh ceweknya. Sekarang siapa sih yang nggak kesel, udah dikasi calon suami yang perfect-nya alaihim gambreng, si Andrea masih bikin segalanya jadi complicated, nuduh Adjie selingkuh, sok-sokan demi kerjaan boong sama calon suaminya beberapa minggu sebelum mereka nikah. Duh, big big mistakes.

Tapi segala konflik dan drama itu emang dibutuhkan dalam suatu novel kan, biar kita gregetan dan pingin nyekek si Andreanya? :)) Nggak ding, walaupun kadang dialog yang disajikan berlebihan (menurut saya), karakter yang ditampilkan juga terlalu berlebihan sih, irritating much, dan (serasa) bikin perkawinan itu hal yang tidak menyenangkan (it needs hard work indeed, tapi si Andrea ini sebenarnya cinta nggak sih sama Adjie sampe pengorbanan dikit aja nggak bisa dilakukan, grrr..), tapi mungkin itu biar emosinya bisa ketangkap kali ya. Trus emang ada ya karakter yang flawless kayak Adjie gitu? Terus scene terakhir yang fast forward membuat saya "Eh, udah nih, segitu aja? Baekan ni jadinya?". Ada blank page aja rasanya.

Over all, I'm enjoying this book like I'm enjoying all chicklits I've ever read, buktinya baca buku ini sekali jalan beres. Buat analis kredit slash relationship manager semua bank di Indonesia, coba deh baca buku ini! :D

PS. I know for sure, Adjie is supposed to be Jawa tulen, but why oh why I keep thinking of Aiden Mathis while reading about him?



Sunday, February 3, 2013

AMBA by Laksmi Pamuntjak

I had no idea about this novel, tapi setiap kali ke toko buku, suami selalu tertarik liat novel ini, terus, terus dan terus, sampai akhirnya suatu hari dia pulang bawa novel ini. Nggak aneh juga sih kalo misalnya dia tertarik sama novel ini, karena pada dasarnya suami saya itu adalah pencinta kisah Mahabharata. Di dalam kisah Mahabharata sendiri, Amba merupakan seorang putri Raja yang jatuh cinta dengan Raja bernama Salwa. Salwa yang awalnya akan menikahi Amba, dikalahkan Bhisma dalam satu sayembara, dimana Bhisma sendiri sedang mencarikan istri untuk adiknya, Wicitrawirya, Raja Astinapura. Amba pada akhirnya tidak menikah dengan siapapun karena dia ditolak oleh Salwa, dan Bhisma pun tidak mau menikahinya karena sudah berjanji akan hidup selibat, sedangkan Wicitrawirya akhirnya menikahi adik kembar Amba, Ambika dan Ambilika. Amba pun mati secara tidak sengaja oleh pedang Bhisma dan mengalami reinkarnasi menjadi Srikandi yang pada akhirnya nanti akan membunuh Bhisma dalam perang Baratayudha.

Tragis ya?
Suami saya menggemari cerita Mahabharata, sehingga dia penasaran apa hubungannya cerita tersebut dengan Amba-nya Laksmi Pamuntjak ini? Apalagi tokoh-tokoh yang ada di novelnya ini serupa dengan yang ada di Mahabharata. Ternyata setelah saya baca (akhirnya saya duluan pula yang menyelesaikan novel ini).,ceritanya berbeda dengan yang ada di Mahabharata, tapi tidak kalah menarik!

Sinopsis
Amba, seorang anak guru di Kadipura, Jawa Tengah. Memiliki dua adik kembar bernama Ambika dan Ambilika. Ayahnya gemar membaca kitab-kitab Jawa, salah satunya adalah Serat Centhini. Pada tahun 1960-an, Amba termasuk gadis yang berpikiran modern pada zamannya. Kuliah, meniti karir, dan tidak terburu-buru menikah walaupun orang tuanya sudah kesengsem untuk memiliki menantu sebaik Salwa.

Akan tetapi ketika Amba harus menjalani hubungan jarak jauh dengan Salwa, apa yang terjadi ketika dia bertemu dengan dokter muda lulusan Universitas Leipzig, Bhisma Rashad? Akankah kisah mereka bertautan seperti kisah dalam Mahabharata? Bagaimana dengan nasib Salwa?
---------------------------------------------------------------
Kisah Amba ini diceritakan dengan setting waktu yang beraneka ragam, masa kini, masa kecil Amba, dan masa dewasanya yang dihabiskan pada tahun 1965, ketika gejolak komunis sedang bangkit di negeri ini. Walaupun pada dasarnya cerita ini adalah cerita cinta, bisa dibilang cinta segitiga, akan tetapi penceritaan yang baik tentang latar belakang sejarah yang terjadi pada saat itu, seperti G30S, membuat buku ini semakin menarik. Dari awal buku, kisah diambil dari masa kini, ketika Amba tiba di Pulau Buru, mencari keberadaan Bhisma yang katanya terakhir kali berada di pulau itu. Awal buku sudah berhasil membuat saya penasaran dengan nasib Bhisma, apa yang terjadi dengan Amba dan Bhisma, dan mengapa Bhisma tidak kembali ke Pulau Jawa ketika masa tahanan di Pulau Buru berakhir.

Menurut saya premise ceritanya cukup sering ditemukan, kisah cinta, cinta setiga, cinta terlarang, dengan latar belakang politik, ekonomi dan sosial budaya. Yang membuat buku ini menjadi berbeda adalah gaya bahasa Laksmi Pamuntjak yang menurut saya sangat indah dan misterius. Selain itu, Laksmi berhasil menyisipkan peristiwa-peristiwa penting, hasil riset, yang betul-betul terjadi pada jaman tersebut. Setting waktu pun dibuat maju mundur, antara flashback dan flash forward, sehingga pembaca dibuat penasaran, apalagi sudut pandang yang dipakai pun diambil dari beberapa orang. Selain itu, Laksmi menurut saya sangat berhasil menggambarkan Pulau Buru dengan sangat personal, sehingga kita tahu, tidak ada yang berubah dengan pulau itu walaupun berpuluh tahun telah lewat sejak dijadikan kamp tahanan para tahanan politik. Hubungan Amba dengan keluarganya juga merupakan salah satu back story yang menarik, dimana setiap tokoh keluarganya memiliki karakter yang unik, bapaknya yang pencinta kitab Jawa, ibu Amba yang patuh kepada suami namun diam-diam memiliki kenangan masa lalu yang sampai saat ini membayangi, dan adik kembar Amba, Ambika yang lincah dan pencinta pria, dan Ambilika yang pendiam.

Akhir cerita, kita pun bisa tahu apa yang terjadi dengan Bhisma, dengan Amba yang tidak pernah berhenti mencintainya, siapa tokoh Srikandi yang tiba-tiba muncul di akhir buku, dan bagaimana akhir yang bahagia terjadi wakaupun tidak secara semestinya. Saya sangat setuju dengan tulisan ini, "Laksmi menampilkan sejarah Indonesia yang bengis, tetapi justru dengan manusia-manusia yang mencintai."

Amba. 4 of 5 stars.