Monday, December 17, 2012

Antologi Rasa by Ika Natassa

Disclaimer
I felt very woman when I read this book, so this review maybe had very woman-vibe in it. Try to read it from perspective of a woman.

I've read this book for a while, forgot about that, and re-read it yesterday night, while accompanied by some mellow songs. Suits the book very well. Probably you'll sob out loud, so never, never try to do both things (read the book and listen those kind of broken heart music) while you're sad. Or broken heart of course.

I saw a new cover, did they really change its cover? But I prefer this one actually.

Summary
Three best friends. A Question. What if in the person that you love, you find a best friend instead of a lover?

Keara
We're both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe.
How can we be so different and feel so much alike, Rul?
And tonight, three years after the night that made me fall in love with you, my dear, and here I lay staring at the stars in the Singapore sky, and I still love you. And you may never know.

Ruly
What I'm not telling you Keara, until now, the only moment I could be happier and relieved is when someday I enter the hospital room and Denise is holding our new baby she gave birth. What I am not telling you is a feeling of warmth I felt in the chest when the nurse woke me up at dawn and said, "Sir, your wife was conscious," and that I was not even having slightest intention of correcting the statement. Dream on, Rul.

Harris
Happiness in my version: see you laughing. In your version: Maybe I'll never know. Because every time I try to do sweet things that I do with other women throughout history who never fails to make them falling for me, all I heard for you is, "Harris darling, please, keep your sweet things. Go back being the chauvinistic jerk that I love. "

That's probably as close as I can get to hearing that she loves me.
----------------------------------------------------------------------------------------------

This story is written from everyone's perspective, but I love Keara's most. She's typical urban working woman, working as an account officer in an international bank, thinking that her job is something that helps her to get those Kate Spades for her closet, and something she does between the weekend. Love photography. She loves her best friend, Ruly. Too bad, Ruly is in love with their best friend, Denise. And Harris, who also happen to be their best friend too, falls into Keara.

Typical love square story huh?
But, it's not.

From the very beginning, Ika Natassa has already brought me into her world. She told romantically how airport means for everyone, what travel should teach you about. She is a romantic story-teller. I love how Keara (yes, my favorite character) being told to have such as photographic memory, when she's able to remember all the details from everything she love, the first time she felt in love with photography, first time she met Ruly, what clothes he wear exactly, and their first conversation who made her fall'n love with him. Keara, while she has similar and not very similar background with me (I also happen to be a banker, but I am not a bitch like her, of course!), with her charm and tempting figure, turns out to be like every ordinary girl who is falling in love. Remember when you feel that everywhere you go, when you close your eyes, and you'll see only him? And every time you listen a song, you'll think it's about you and him. Ika perfectly creates an universe when we feels we are Keara. Hopelessly want that every thing would be fall perfectly into places we want.
Love every details Ika put at Keara's travel, F1 show in Singapore, business trip to Bali, getaway with Ruli in Ubud, John Meyer's concert in Manila. I feel like Ika is really putting herself in Keara's shoes, since I was reading somewhere that she loves traveling and photography too. Keara's life style is too metropolis for me, but I still be able to enjoy it as well.

I thought, people will be torn into two team, good guy Ruly, and bad boy, Harris. As much as I love bad boy, but Ruly takes special position in my heart, because from the beginning, he was the one who always closed himself, an introvert one, so we had no idea about his feeling. I know he has special feeling for Denise, but I can't resist from all magical moment which happened between him and Keara. As a hopelessly romantic person, I really want a happy ending though. For everyone.

Meanwhile, Harris, has his own persona. Of course, he's a jerk, and I don't like what he did to Keara at the early chapter, but step by step, he proves that he's a good friend. And he deserves Keara.

So in the end, the maturity will bring everyone into a decision. It maybe not a happy ending, but surely it's the best for everyone. And the best ending is who gives you an open probability to keep the future changing to follow its nature. Find happiness.

PS. I created a playlist to company me reading this book, because Ika inserted many songs inside her book, so it's really appropriate to compile both of them. Try "Edge of Desire" by John Meyer. It works perfectly!


Wednesday, April 4, 2012

The Girl who Played with Fire by Stieg Larsson


Setelah ngos-ngosan menyelesaikan buku pertama selama 2 minggu, dan hampir menjerit nggak puas karena endingnya gantung abis, akhirnya suami berbaik hati untuk membelikan dua buku terakhir dari Millennium series ini. Buku kedua sendiri sukses dilalap selama sehari, sepanjang perjalanan dari Jakarta-Sukabumi.
Hasilnya? Buku kedua ini beyooooond the expectation. Bagus banget! Jauuuh lebih bagus dari buku pertamanya! Hehe, lebay yah? Abisnya saya benar-benar nggak bisa lepas dari buku ini sampai halaman terakhirnya selesai dibaca (dan masih juga pake jeritan nggak puas karena endingnya masih ngegantung Sodara-sodara! Oh, really??).
Buku dibuka dari kurang lebih setahun sejak peristiwa di akhir buku satu. Mikael kembali bekerja di Millennium, tetap menjadi seorang womanizer, sedangkan Lisbeth Salander sendiri dalam status hilang ditelan bumi.
Milennium menerima artikel yang menarik dari seorang penullis freelancer bernama Dag Svensson. Svensson mengangkat tentang penculikan gadis-gadis di bawah umur dan penggunaan mereka sebagai pekerja seks komersial, dibantu oleh kekasihnya, Mia Johansson yang sedang menyusun tesis dengan tema yang berkaitan. Svensson juga menawarkan hak penerbitan kepada penerbit Millennium, yang disambut baik oleh Mikael dkk. Masalah mulai terjadi disaat pada saat artikel dan buku tersebut nyaris selesai, Svensson dan Johansson ditemukan tewas di rumah mereka. Tebak siapa yang menjadi tersangka? Di senjata pembunuh, ditemukan sidik jari dari Lisbeth Salander!
Bingung dengan penemuan ini, Mikael mencoba membuktikan bahwa Salander tidak bersalah. Hal ini sulit dilakukan, karena selain tidak diketahui keberadaanya, masa lalu Salander yang cukup kelam dan arsip mengenai ketidakwarasannya menguatkan kecurigaan polisi bahwa dia benar-benar pelakunya. Mengetahui bahwa Salander tidak mungkin membunuh orang yang sedang memperjuangkan kebebasan wanita, seperti yang selama ini dia yakini, Mikael melakukan segala cara untuk mengontak Salander dan mencari tahu siapa sebenarnya yang ada di balik pembunuhan kedua penulis ini.
Belum selesai Mikael mencari, pembunuhan ketiga terjadi. Korbannya adalah wali Salander. Salander pun ditetapkan sebagai tersangka utama, dimana fotonya disebarluaskan di seluruh pelosok Swedia. Mikael pun mulai bimbang, apakah Salander benar-benar tidak bersalah? Dimanakah Salander? Siapakah yang bertanggung jawab dengan semua pembunuhan itu dan mengapa mereka menginginkan Salander terlihat bersalah?

Buku kedua ini dimulai dengan kehidupan Salander setelah kasus di buku pertama selesai (tidak akan saya ceritakan lengkap, karena takutnya jadi spoiler untuk yang belum baca buku pertama). Salander dan Blomkvist menjalani kehidupannya masing-masing, walaupun Blomkvist masih belum mengerti kenapa tiba-tiba Salander menarik diri dan memutuskan semua komunikasi dengannya.
Di buku ini juga kita mulai menguak kehidupan Lisbeth Salander di masa lampau, mengapa steorotip tidak waras dibebankan kepadanya. Kemana orang tuanya. Apa yang terjadi dengan kembarannya. Yups, Lisbeth ternyata ada dua! Satu persatu misteri kehidupan Lisbeth terungkap, dimulai dari peristiwa yang dia sebut "Awal Segala Laknat" yang merupakan awal mula dari kehidupannya yang sekarang, dan ternyata berkaitan dengan seluruh peristiwa yang terjadi pada dirinya selama ini.
Misteri yang dibangun sangat baik, plot lambat namun tidak membosankan. Larsson dengan apiknya mengangkat salah satu topik yang hangat di Swedia yaitu perdagangan gadis di bawah umur, dan industri seks komersial. Yang uniknya, meskipun Lisbeth dan Mikael tetap menjadi tokoh utama, mereka tidak bekerja bersama-sama lagi dalam jarak dekat seperti buku utama. Mereka bahkan tidak saling bertatapan muka hingga halaman terakhir buku ini dibuka. Serius. Saya sampai gemas sendiri menunggu pertemuan mereka. Walau begitu, Larsson tetap sukses membangun chemistry antara dua tokoh utama ini walau mereka berdua hanya berhubungan lewat dunia maya.
Can I give this book 5 stars from 5? Satisfied a lot with this one, dan mudah-mudahan buku ketiganya bisa memenuhi ekspetasi saya setelah membaca buku kedua ini. :)

The Girl with the Dragon Tattoo by Stieg Larsson


Setelah hiatus dari buku yang cukup lama, buku pertama yang membekas di hati saya adalah buku pertama dari Millennium series karangan Stieg Larsson. Penasarannya sebenarnya sudah bercokol cukup lama, apalagi buku ini dinobatkan sebagai best crime novel oleh beberapa pihak. Millennium series ini sendiri terdiri dari tiga buah buku, The Girl with the Dragon Tattoo, The Girl who Played with Fire, dan The Girl who Kicked the Hornest' Nest. Tapi usut punya usut, Larsson awalnya merencanakan agar seri ini terdiri dari 10 buah buku, namun karena kematian penulis yang mendadak, hanya tiga buku yang dapat diselesaikan.
Buku ini dimulai dari seorang jurnalis bernama Mikael Blomkvist yang mendapatkan tuntutan hukum dari seorang pengusaha ternama Swedia karena dianggap telah menulis artikel yang berisi kebohongan dan telah mencemarkan nama baik si pengusaha. Akibatnya Mikael divonis penjara, dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai editor di majalah Millennium.
Selama masa istirahatnya, Mikael mendapatkan tawaran pekerjaan dari seorang pengusaha bernama Henry Vanger, pemilik dari Vanger Corporation, perusahaan terkemuka di Swedia. Henry Vanger bermaksud mengusut kasus hilangnya keponakan tersayangnya, Harriet, yang telah hilang selama lebih dari 40 tahun yang lalu. Awalnya Mikael menolak, namun karena cerita tentang keluarga Vanger sendiri ternyata menarik untuk dikuak, maka akhirnya Mikael memutuskan untuk tinggal dan membantu Henry untuk memecahkan kasus hilangnya Harriet.
Sementara dibuat terpukau oleh kisah Mikael dan Harriet, kita diperkenalkan dengan satu karakter bernama Lisbeth Salander. Lisbeth adalah seorang penyidik di satu perusahaan keamanan swasta, dengan track record kehidupan yang buruk. Dianggap berbahaya oleh masyarakat, Lisbeth yang awalnya diperkenalkan sebagai anak yaitm, harus hidup dibawah perwalian. Masalah mulai muncul ketika wali Lisbeth yang dapat dipercaya, Palmgren menderita stroke. Lisbeth dipindahkan ke wali yang baru, yang ternyata memiliki sifat abusif.
Lisbeth dan Mikael dipertemukan ketika Mikael mencari asisten riset untuk membantunya dalam kasus hilangnya/pembunuhan Harriet Vanger. Lisbeth yang biasanya bersifat protektif, di luar kebiasaan, menaruh kepercayaan pada Mikael. Mereka pun bersama-sama menyelidiki hilangnya Harriet, dan akhirnya menemukan rahasia-rahasia tergelap dari keluarga Vanger itu sendiri.

Saya adalah seorang fast reader. Biasanya satu buku diselesaikan SELALU dalam satu kali baca, nggak peduli betapa tebalnya buku itu. Saya bukan tipe orang yang biasa menandai novel dengan bookmark, menundanya selama semalam, mulai membaca lagi besok. Saya adalah pembaca yang ngotot, dimana ketika saya sudah membuka halaman pertama dari sebuah buku, saya akan terus-terusan membaca buku itu hingga selesai (dengan istirahat makan, mandi, dan shalat tentunya). Makanya apabila akan memulai membaca buku dengan halaman yang luar biasa banyaknya, biasanya saya memilih weekend, agar waktu saya tidak terpotong. Rekornya sih untuk buku The Pillars of the Earth, waktu mulai membaca adalah jam 9 malam, non-stop hingga selesai jam 12 siang keesokan harinya. :p
Tapi setelah umur bertambah, kewajiban bertambah, ternyata kebiasaan itu nggak bisa dipegang terus-terusan juga ya. Buku ini, dengan banggganya saya katakan, adalah rekor membaca terlama saya. 2 minggu lebih! Itu juga saya diam-diam membaca di sela-sela istirahat kantor, di mobil ketika kunjungan ke lapangan, 15 menit break ketika bosan di depan komputer. Selama 2 minggu, buku ini setia menemani saya kemanapun saya pergi.
Tapi hasilnya memang memuaskan. Plot yang lambat dan detail tidak membuat saya merasa bosan. Narasi yang cukup panjang tentang masing-masing tokoh, malah membuat penasaran terhadap masa depan tokoh tersebut. Karakter favorit? Lisbeth Salander tentunya. Wanita yang sering diremehkan sepanjang hidupnya ini ternyata salah satu hacker ternama di kalangan internasional, dengan otak yang cerdas dan ingatan fotografis. Almost perfect for a heroine, isn't it? Selain itu, masa lalu yang buram, masa depan yang nggak kalah amburadulnya saat Lisbeth terpaksa harus mengalami pelecehan seksual dari wali barunya membuat kita sebagai pembaca penasaran, what's next for her?
Tema yang diangkat oleh Larsson juga merupakan tema yang umum yaitu pelecehan terhadap kaum wanita. Larsson juga mengutip beberapa fakta tentang kekerasan terhadap wanita yang sering terjadi di Swedia. I read somewhere, kalo Larsson ini benar-benar niat melakukan riset dalam penulisan bukunya, sampai dia bergaul dengan kalangan neo-Nazi di Swedia!
Saya sudah selesai membaca buku keduanya sekarang, review menyusul segera. Dan nggak sabar untuk menunggu weekend besok untuk lanjut ke final installmentnya. Kapan giliran kamu? :) 

update

Life happens. A lot. Alasan klise ini sih yang membuat saya hiatus dari dunia tulis menulis, review me-review buku. Jangankan untuk mereview, membacanya saja tidak sempat. Mohon ampun buat teman-teman blogger, terutama yang terangkum di Blogger Buku Indonesia. Menjadi anggotanya saja saya sebenarnya malu. Melihat betapa teman-teman semangat dalam merangkai setiap kata, menceritakan betapa serunya setiap buku yang baru dijelajahi.

Intinya saya nggak bisa berjanji. Tapi mudah-mudahan walaupun sedikit demi sedikit masih bisa ikut serta dalam memeriahkan bursa pecinta buku di Indonesia.

:)

Sunday, January 15, 2012

Mockingjay by Suzanne Collins



Mockingjay
Finally!
The last chapter of Hunger Games trilogy, published in Indonesia version. I've been waiting for this like forever. Actually I've read it in English, but the Indonesia version always amazes me.
Anyway, it started after the end of Quarter Quell, when rebellion from District 13 abrupted it and took Katniss from the area. Capital bombed District 12 until nothing left, and some survivors, including Gale, Prim and Katniss' mother, forced to leave their town and moved to District 13. District 13, known as destroyed district, in fact they had built a strong civilization underground. District 13 was nuclear provider for Capital, and before Capital knew it, they used to fight agains Capital.
Katniss learned fast that District 13 is not as pleased as she thinks. It isn't Capital, but they had strict rule. There are tight schedule, ration limitation of food, and hard punishment for everyone who breaks the rule. President Coin, leader of District 13, wants Katniss to be the Mockingjay, rebellion's symbol against Capital. Katniss agrees in some requirements. She wants Peeta is kept alive, afraid that District 13 will punish him as a rebel because now he's on the enemy's side. Peeta shows in televisions, asks truce between Capital and District 13, assumes that it's the best for everyone, while people at 13 disagree. President Coin undertakes it, in order Katniss become Mockingjay.
Realizing that Katniss is completely clueless without Peeta, 13 decide to rescue him from Capital. It works, but it turns out that Capital has brainwashed Peeta, so he only remembers that he has to try Katniss in order to save everyone else. It makes Katniss shocked, and she starts to turn her back on Peeta, blame him on everything happens. And, on the right time, Gale tries to approach Katniss again, makes her confused which one does she really love.
And then, what happened when Katniss has to come to a deathly mission to kill President Snow with Gale and Peeta? Will they survive and sucess?
I love, love, love this final installment! It's more epic than the first two! And to be honest, I am quite sad it ends, but it has to end sometimes, hasn't it? Must read novels. Go get it soon!

Monday, January 9, 2012

It's been a while and I am sorry! Maybe it will sounds like an excuse, but really when I first started this blog, I did it because this was something I really loved. I still love reading, but to be honest, I don't have much time as I did. I found new friends, new hobbies, and they have changed me. In better way. So, dear fellow readers and reviewers, please apologize if reading my blog isn't as enjoyable as before. But I'll try my best. Promise! :)

Meanwhile, I'd like to know if some of you loves watching TV series? Do visit my tumblr if you have same interests of TV! :)