Sunday, February 3, 2013

AMBA by Laksmi Pamuntjak

I had no idea about this novel, tapi setiap kali ke toko buku, suami selalu tertarik liat novel ini, terus, terus dan terus, sampai akhirnya suatu hari dia pulang bawa novel ini. Nggak aneh juga sih kalo misalnya dia tertarik sama novel ini, karena pada dasarnya suami saya itu adalah pencinta kisah Mahabharata. Di dalam kisah Mahabharata sendiri, Amba merupakan seorang putri Raja yang jatuh cinta dengan Raja bernama Salwa. Salwa yang awalnya akan menikahi Amba, dikalahkan Bhisma dalam satu sayembara, dimana Bhisma sendiri sedang mencarikan istri untuk adiknya, Wicitrawirya, Raja Astinapura. Amba pada akhirnya tidak menikah dengan siapapun karena dia ditolak oleh Salwa, dan Bhisma pun tidak mau menikahinya karena sudah berjanji akan hidup selibat, sedangkan Wicitrawirya akhirnya menikahi adik kembar Amba, Ambika dan Ambilika. Amba pun mati secara tidak sengaja oleh pedang Bhisma dan mengalami reinkarnasi menjadi Srikandi yang pada akhirnya nanti akan membunuh Bhisma dalam perang Baratayudha.

Tragis ya?
Suami saya menggemari cerita Mahabharata, sehingga dia penasaran apa hubungannya cerita tersebut dengan Amba-nya Laksmi Pamuntjak ini? Apalagi tokoh-tokoh yang ada di novelnya ini serupa dengan yang ada di Mahabharata. Ternyata setelah saya baca (akhirnya saya duluan pula yang menyelesaikan novel ini).,ceritanya berbeda dengan yang ada di Mahabharata, tapi tidak kalah menarik!

Sinopsis
Amba, seorang anak guru di Kadipura, Jawa Tengah. Memiliki dua adik kembar bernama Ambika dan Ambilika. Ayahnya gemar membaca kitab-kitab Jawa, salah satunya adalah Serat Centhini. Pada tahun 1960-an, Amba termasuk gadis yang berpikiran modern pada zamannya. Kuliah, meniti karir, dan tidak terburu-buru menikah walaupun orang tuanya sudah kesengsem untuk memiliki menantu sebaik Salwa.

Akan tetapi ketika Amba harus menjalani hubungan jarak jauh dengan Salwa, apa yang terjadi ketika dia bertemu dengan dokter muda lulusan Universitas Leipzig, Bhisma Rashad? Akankah kisah mereka bertautan seperti kisah dalam Mahabharata? Bagaimana dengan nasib Salwa?
---------------------------------------------------------------
Kisah Amba ini diceritakan dengan setting waktu yang beraneka ragam, masa kini, masa kecil Amba, dan masa dewasanya yang dihabiskan pada tahun 1965, ketika gejolak komunis sedang bangkit di negeri ini. Walaupun pada dasarnya cerita ini adalah cerita cinta, bisa dibilang cinta segitiga, akan tetapi penceritaan yang baik tentang latar belakang sejarah yang terjadi pada saat itu, seperti G30S, membuat buku ini semakin menarik. Dari awal buku, kisah diambil dari masa kini, ketika Amba tiba di Pulau Buru, mencari keberadaan Bhisma yang katanya terakhir kali berada di pulau itu. Awal buku sudah berhasil membuat saya penasaran dengan nasib Bhisma, apa yang terjadi dengan Amba dan Bhisma, dan mengapa Bhisma tidak kembali ke Pulau Jawa ketika masa tahanan di Pulau Buru berakhir.

Menurut saya premise ceritanya cukup sering ditemukan, kisah cinta, cinta setiga, cinta terlarang, dengan latar belakang politik, ekonomi dan sosial budaya. Yang membuat buku ini menjadi berbeda adalah gaya bahasa Laksmi Pamuntjak yang menurut saya sangat indah dan misterius. Selain itu, Laksmi berhasil menyisipkan peristiwa-peristiwa penting, hasil riset, yang betul-betul terjadi pada jaman tersebut. Setting waktu pun dibuat maju mundur, antara flashback dan flash forward, sehingga pembaca dibuat penasaran, apalagi sudut pandang yang dipakai pun diambil dari beberapa orang. Selain itu, Laksmi menurut saya sangat berhasil menggambarkan Pulau Buru dengan sangat personal, sehingga kita tahu, tidak ada yang berubah dengan pulau itu walaupun berpuluh tahun telah lewat sejak dijadikan kamp tahanan para tahanan politik. Hubungan Amba dengan keluarganya juga merupakan salah satu back story yang menarik, dimana setiap tokoh keluarganya memiliki karakter yang unik, bapaknya yang pencinta kitab Jawa, ibu Amba yang patuh kepada suami namun diam-diam memiliki kenangan masa lalu yang sampai saat ini membayangi, dan adik kembar Amba, Ambika yang lincah dan pencinta pria, dan Ambilika yang pendiam.

Akhir cerita, kita pun bisa tahu apa yang terjadi dengan Bhisma, dengan Amba yang tidak pernah berhenti mencintainya, siapa tokoh Srikandi yang tiba-tiba muncul di akhir buku, dan bagaimana akhir yang bahagia terjadi wakaupun tidak secara semestinya. Saya sangat setuju dengan tulisan ini, "Laksmi menampilkan sejarah Indonesia yang bengis, tetapi justru dengan manusia-manusia yang mencintai."

Amba. 4 of 5 stars. 

7 comments:

  1. bagus banget. karya yg gak biasa ya. pengen baca :)

    ReplyDelete
  2. Sepertinya aku tertarik utk ikutan baca mbak...
    Kalau melihat ceritanya sepertinya buku ini tebal juga ya?
    Aku sama sekali belum pernah baca karya Laksmi Pamuntjak dan jadi penasaran ingin tahu
    Makasih utk reviewnya yang keren... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. tebel iyah, terus plotnya rada mbulet-mbulet di tengah-tengah, tapi justru itu yang bikin penasaran, hehe..

      Delete
  3. Awalnya ngga tertarik sama sampulnya, rada kering gitu. Secara personal kisah Mahabharata cukup suka, apalagi tragedi Amba. Thanks reviewnya, tinggal memutuskan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah, sampulnya emang kurang menarik, aku tertarik sama judulnya AMBA aja..

      Delete
  4. hai teman teman kunjungi situs poker online aman dan terpercaya www.royalflush99.com gak bakalan nyesel dech di jamin....

    ReplyDelete